1 Abdul Halim Utama ( 20210018 )
2 Nindy Sintya Indriani Rachman ( 25210004 )
PERBANDINGAN KEUNTUNGAN dan DAYA SAING PERDAGANGAN di BIDANG PERTANIAN HUNGARIA
Hasil penelitian ini menunjukkan variasi yang besar dalam indeks RTA (Tabel 1). Nilai negatif dari median menunjukkan bahwa jumlah yang lebih besar dari produk pangan-agro mengalami RTA < 0 pada 15 pasar Uni Eropa. Menurut tingkat pengolahan, RTA negatif untuk makanan yang siap dikonsumsi oleh konsumen. Hongaria mengeksplorasi keuntungan perdagangan komparatif untuk komoditas baku massal, proses perantara dan hortikultura.
Berikut ini adalah Tabel Statistik Keterangan 1 untuk RTA (1995-2003)
RTA | |
Maksimum | 644.27 |
Minimum | -544.48 |
Standar deviasi | 77.18 |
Rata-rata | -0.03 |
Mean nilai | 4.02 |
RTA < 0 (jumlah produk) | 959 |
RTA > 0 (jumlah produk) | 742 |
Mean nilai RTA | |
Komoditas Baku Massal | 18.83 |
Olahan intermediasi | 8.89 |
Makanan siap konsumsi | -6.27 |
Hortikultura | 3.04 |
Sumber: Perhitungan sendiri berdasarkan data OECD
Kesimpulan
Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa Hongaria telah mengalami peningkatan produk dengan kerugian perdagangan komparatif dan signifikansi yang jauh lebih besar dari impor satu arah. Tingkat durasi untuk tetap unggul secara komparatif sedikit lebih lama dari tingkat durasi untuk tetap sukses dalam persaingan harga atau berhasil dalam persaingan kualitas atau ekspor satu arah. Ini menegaskan bahwa keunggulan komparatif menangkap unsur struktural jangka panjang yang lebih stabil dari sektor ekonomi daripada ukuran daya saing perdagangan.
Hongaria berbeda dari anggota CE-4 yang lain dengan keunggulan komparatif untuk beberapa produk makanan-agro, khususnya untuk komoditas baku massal, proses intermediasi, dan hortikultura. Dengan signifikansi terbesar dari persaingan kualitas yang sukses dan ekspor satu arah, signifikansi terendah dari harga dan persaingan kualitas yang tidak berhasil.
Akhirnya, hasil ini mengkonfirmasi bahwa meskipun ukuran keunggulan komparatif dan daya saing perdagangan bukan ukuran yang sama, ada konsistensi yang lebih besar antara keunggulan komparatif dan langkah-langkah persaingan perdagangan saat jenis-jenis daya saing perdagangan yang diurai di data perdagangan yang sudah terpilah.
RITEL, PAKAIAN dan PRODUKSI TEKSTIL di AUSTRALIA
Akibat krisis ekonomi dunia pada 1970-an sulit bagi pemerintah nasional untuk menjaga permintan pakaian dan tekstil. Hal tersebut menciptakan peraturan bahwa Australia harus menginternasionalisasikan ekonominya dan menyatukan industri ke dalam arus perdagangan global.
Terdapat 4 argumen yang merekomendasikan penghilangan halangan perdagangan yang memproteksi pabrik pakaian dan tekstil Australia dari kompetisi luar negeri. Pertama, relatif memberikan Australia upah yang tinggi. Kdeua, akan meningkatkan kesejahteraan karena meningkatnya pilihan yang tersedia bagi konsumen Australia. Ketiga, akan menurunkan harga pakaian dan rumah tangga dapat mengalihkan pengeluarannya ke produk dan jasa berteknologi tinggi. Keempat, memperlihatkan kepada rekanan dagang Australia bahwa Australia serius dengan komitmennya bahwa liberalisasi halangan perdagangan akan membantu membuka akses pasar untuk ekspor komoditas pertanian dan mineral yang di produksi secara efisien.
Seperti pasar negara barat lainnya, pasar Australia sangat tersegmentasi atau terfragmentasi. Tidak hanya berdasarkan pendapatan, tetapi juga segmen yang dibedakan oleh jenis kelamin, umur, ukuran badan, dan selera estetika. Ini memisahkan pasar menjadi pasar-pasar kecil yang dibedakan oleh selera gaya hidup.
Sebelum liberalisasi halangan perdagangan, impor garmen diatur oleh sistem kuota. Tetapi setelah liberalisasi, pabrik besar mengosongkan operasi mereka, manajemen tetap ada, fungsi desaign dan logistik di Australia tetapi memindahkan aktivitas manufaktur mereka ke negara berupah rendah, terutama China. Sehingga, mereka menjadi importir.
Kesimpulan
Industri pakaian dan tekstil Australia adalah yang pertama kali menghadapi realita dari peraturan perdagangan terbuka dan pasar internasional diantara negara-negara barat. Efeknya sangat menghancurkan bagi tenaga kerja pada 1985. Bagaimanapun setelah 20 tahun reformasi, sebagian industrinya telah mengokohkan tempatnya pada ekonomi baru.